Kali ini aku bersantai berjalan dari gerbang sekolah. Tidak lagi
harus berlarian menuju toko terdekat hanya untuk numpang meneduh karena hujan
lebat. Tidak lagi harus mengelap baju basah dengan sapu tanganku. Tidak lagi
harus merapikan rambut yang sedikit terkena hujan dengan jemari mungilku. Ya. Kali
ini ku menuruti apa kata Ibu dengan membawa payung berwarna pelangi dengan
gambar mickey mouse pada beberapa sisinya. Ini kali kedelapan aku tidak melihat
lelaki sepatu klimis itu di emperan toko itu. Aku tidak dapat lagi menahan rasa
penasaranku. Aku berjalan santai menuju toko itu. Pergi menemui pemilik toko. Memberanikan
diri menanyakan tentang lelaki sepatu klimis.
“Selamat siang, pak!” sapaku kepada pemilik toko itu
denganmelemparkan sedikit senyum.
“Selamat siang,” si pemilik toko membalasnya dengan sangat
ramah.
“Maaf sebelumnya. Saya tidak berniat untuk membeli. Saya hanya
ingin bertanya, Bapak tau lelaki yang selalu meletakkan bungan mawar putih
disitu? Saya sedikit ingin tau tentangnya. Entah kenapa dia sangat misterius
bagi saya.” aku menujuk tepat ke arah lelaki sepatu klimis itu biasa meletakkan
bunga mawar putih.
“Ah, dia. Namanya Revan. Umurnya 21 tahun. Dia bekerja
sebagai pelayan cafe,” si pemilik toko mulai menceritakan siapa sosok lelaki
sepatu klimis itu.
“Dulu dia sekolah di sekolah yang sama denganmu. Dia seringkali
mampir ke toko ini bersama kekasihnya. Suatu saat, sekitar 2 tahun yang lalu
hal buruk terjadi pada kekasihnya. Sebuah truk menabrak toko ini dan salah satu
korban meninggal adalah kekasihnya, Dewi namanya.” Aku mengangguk mengerti. Mendengarkannya
dengan cermat.
“Sebagai penghormatan dan rasa cintanya kepada kekasihnya,
dia selalu datang dengan membawa mawar putih, bunga yang paling disukai
kekasihnya, setiap tanggal kejadian mengenaskan itu. Dia selalu memakai sepatu
hitam pekat kado dari kekasihnya seminggu sebelum peristiwa itu.”
“Lalu, sekarang dia dimana? Sudah sekitar delapan bulan saya
tidak pernah melihatnya disini lagi. Meletakkan mawar putih lagi,” aku terus
melihat ke arah pemilik toko. Menunggu jawaban. Aku sangat penasaran.
“Dia datang kesini delapan bulan lalu di tanggal yang biasa
dia datang. Meletakkan bunga mawar putih di tempat biasa. Tetapi ketika dia
berjalan berbalik 5 menit setelah
meletakkan bunga mawar putih itu sebuah mobil pick-up dengan kecepatan tinggi
menabraknya. Dan kabar terakhir yang saya dengar, dia telah tiada.”
Aku meneteskan air mata. Lelaki sepatu klimis itu ternyata
sudah tidak ada. Belum sempat aku berkenalan, bahkan menyapanya. Terlambat. Dia
sudah tenang disana. Bertemu lagi dengan kekasihnya.
id iki horror temen ._.
ReplyDeletehorror e piye ._.
Delete