Semua berawal dari rasa penasaran. Ketika kita menaruh
penasaran berlebih pada seseorang, disaat itulah kita mulai memperhatikannya. Memperhatikan
setiap gerak-geriknya seakan pandangan tidak ingin lepas dari dirinya. Lalu memikirkannya
setiap saat, dan mulai merindukannya. Itulah tahap-tahap bagaimana seseorang
bisa jatuh cinta.
Tidak setiap ke-jatuh-cinta-an kita berakhir bahagia. Berakhir
bahagia ketika dua pihak memiliki perasaan yang sama, sama-sama saling
mencintai dan menunjukkan perasannya. Tetapi
tidak semua dua-pihak-yang-sama-sama-saling-mencintai berakhir bahagia juga
lho. Kalau mereka tidak menunjukkan perasaan mereka dan tidak menyatakannya
satu sama lain dan lebih mementingkan gengsi? Namanya “Cintaku Kepentok Gengsi”.
Ada yang lebih menyedihkan lagi ketika
hanya satu pihak saja yang mempunyai perasaan cinta. Pernah mengalaminya? “Cinta
satu pihak” atau “Cinta tak terbalas”. Begitu mereka menyebutnya. Terdengar menyedihkan,
bukan?
Sebenarnya arti “CINTA” itu sendiri apa sih? Setiap orang
pasti memiliki definisi masing-masing tentang arti cinta itu sendiri. Tetapi kalau
menurut pandangan saya, cinta itu ketika kita menyukai seseorang dan tidak tau
persis apa alasan kita menyukainya. Cinta itu ketika pandangan kita selalu
tertuju padanya. Ketika kita tidak bisa berhenti memikirkannya. Ketika kita selalu
merindukannya meski baru beberapa menit berpisah. Ketika jantung berdebar dua
kali lebih cepat dari biasanya bila berhadapan dengannya. Ketika darah mendidih
ketika melihat dia dengan lawan jenis lain sedang berbincang meski mereka tidak
ada hubungan khusus. Dan masih banyak lagi.
Apa penyebab “cinta satu pihak (one-sided-love)” atau “cinta
tak terbalas (unrequited love)”? semua itu tergantung pada diri sendiri. Ada banyak
hal, terutama untuk seorang wanita. Wanita cenderung lebih diam dan menyimpan
perasaannya sendiri ketika dia mulai menyukai seorang pria. Menunggu pria itu
datang dan memulai pendekatan terlebih dahulu. Tetapi bagaimana ketika apa yang
ditunggu oleh sang wanita tidak kunjung datang dan mereka terus mempunyai
harapan-harapan lain kepada sang pria? Bukan mutlak salah pria karena mereka
memang kaum yang kurang peka. Dan juga bukan mutlak salah wanita karena mereka
mempertahankan kedudukannya sebagai wanita yang tugasnya menunggu, bukan
memulai lebih dulu. Lalu salah siapa? Bukan salah siapa-siapa karena cinta
memang seperti ini. Banyak warna banyak cerita dan tidak semuanya berakhir
bahagia.
Tetap semangat pejuang cinta! Dapatkan cintamu dengan cara
yang sempurna. Buat cerita cintamu seindah mungkin! Asal nggak nge-drama ya?! J
No comments:
Post a Comment